
AC Milan memulai musim 2025/2026 dengan ambisi besar dan semangat baru di bawah asuhan Massimiliano Allegri. Klub asal kota mode tersebut mencoba tampil lebih dinamis dengan formasi baru yang lebih fleksibel, tetapi masalah klasik di lini depan masih menjadi pembahasan utama.
Setelah gagal merekrut striker besar pada bursa transfer musim panas, Milan kini harus berjuang dengan komposisi pemain yang ada. Upaya mendatangkan nama-nama beken seperti Dusan Vlahovic, Darwin Nunez, dan Rasmus Hojlund tidak berhasil terealisasi. Ketiganya menjadi incaran utama manajemen, namun berbagai faktor — mulai dari harga tinggi hingga preferensi pemain — membuat transfer tersebut gagal terwujud.
Akibatnya, Allegri harus berimprovisasi dengan pemain yang tersedia. Lini depan Milan kini diisi oleh Santiago Gimenez, Christian Pulisic, dan Rafael Leao. Dua nama terakhir sejatinya bukan penyerang tengah alami, melainkan pemain sayap yang lebih sering beroperasi dari sisi lapangan. Kondisi ini membuat produktivitas gol Milan belum mencapai level yang diharapkan.
Meski permainan mereka cukup solid, efisiensi di depan gawang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Allegri. Milan sering kali dominan dalam penguasaan bola dan mampu menciptakan banyak peluang, namun penyelesaian akhir mereka kerap kurang maksimal.
Santiago Gimenez Belum Sepenuhnya Memuaskan
Kehadiran Santiago Gimenez sebenarnya memberi harapan baru bagi Rossoneri. Striker asal Meksiko itu dikenal sebagai pemain yang agresif, cepat, dan memiliki etos kerja tinggi. Ia juga mampu membuka ruang bagi rekan setimnya, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam skema serangan Milan.
Namun, hingga kini Gimenez belum benar-benar memenuhi ekspektasi sebagai mesin gol utama. Ia kerap kesulitan menghadapi pertahanan Serie A yang terkenal rapat dan disiplin. Dalam beberapa laga besar, kontribusinya lebih banyak terlihat dari pergerakan dan pressing, bukan dari jumlah gol yang dihasilkan.
Kondisi tersebut menjadi sorotan Fabio Capello, legenda Milan yang dikenal sebagai sosok berdisiplin tinggi dan jeli dalam menganalisis permainan. Capello menilai Milan masih kekurangan figur striker sejati — pemain yang memiliki naluri mencetak gol alami dan mampu mengubah peluang kecil menjadi gol penting.
Capello: Milan Masih Butuh Striker Sejati
Dalam wawancaranya dengan Gazzetta dello Sport, Capello mengungkapkan bahwa Milan hingga kini belum menemukan sosok penyerang tengah yang benar-benar ideal. Ia memuji kontribusi Gimenez dari sisi pergerakan tim, namun menegaskan bahwa Milan tetap membutuhkan pemain yang lebih tajam dan konsisten di depan gawang.
“Di Serie A, ada beberapa tim yang masih mencari penyerang tengah sejati. AC Milan termasuk di antaranya. Meskipun Gimenez berguna untuk pergerakan tim, Allegri masih mencoba beradaptasi dengan Leao di posisi itu,” ujar Capello.
Menurut Capello, striker sejati bukan hanya tentang kemampuan menembak, tetapi juga tentang mentalitas dan insting. Striker yang baik tahu kapan harus mengambil posisi, membaca arah bola, dan memanfaatkan setiap peluang sekecil apa pun. Hal inilah yang masih belum dimiliki oleh Milan musim ini.
Selain itu, Capello menilai Milan terlalu mengandalkan kontribusi dari pemain sayap dan gelandang untuk mencetak gol. Ketika Leao atau Pulisic tidak dalam performa terbaiknya, produktivitas Milan langsung menurun drastis. Hal ini menjadi bukti bahwa Rossoneri masih belum memiliki pemain yang bisa menjadi pembeda dalam situasi sulit.
Eksperimen Allegri: Leao di Tengah, Pulisic di Mana Saja
Capello juga menyoroti keputusan Allegri yang mencoba memainkan Rafael Leao sebagai striker tengah. Eksperimen tersebut memang menarik secara taktik, namun menurut Capello, hasilnya belum cukup memuaskan.
Leao memiliki kecepatan, dribel, dan kemampuan individu luar biasa, tetapi gaya bermainnya lebih cocok sebagai penyerang sayap. Ia lebih berbahaya ketika bisa menyerang dari sisi kiri, memotong ke dalam, dan menembak ke arah gawang dengan kaki kanannya. Ketika dipaksa bermain di tengah, ruang geraknya menjadi terbatas dan naluri pembunuhnya belum terasah sempurna.
“Rafael memiliki kemampuan luar biasa untuk menemukan ruang dan membebaskan diri, tetapi ia belum menjadi striker yang produktif,” ujar Capello.
Sementara itu, Christian Pulisic mendapat pujian dari Capello. Pemain asal Amerika Serikat itu dianggap lebih fleksibel dan mampu beradaptasi di berbagai posisi tanpa kehilangan efektivitas. Dalam formasi 3-5-2 yang diterapkan Allegri, Pulisic tampil sangat baik karena bisa bergerak bebas, melakukan pressing, dan menciptakan peluang bagi rekan setimnya.
“Pulisic bisa bermain di mana saja. Ia memiliki kualitas, kecepatan, dan pergerakan vertikal yang sangat baik. Ia tampak sempurna dalam formasi Milan saat ini,” lanjut Capello.
Masalah Produktivitas Gol Jadi PR Utama Milan
Jika melihat data awal musim ini, Milan termasuk tim dengan peluang terbanyak di Serie A, namun tingkat konversinya masih di bawah 10%. Hal ini menunjukkan ada masalah nyata dalam penyelesaian akhir. Leao dan Pulisic lebih sering menjadi kreator peluang daripada penyelesai, sementara Gimenez masih beradaptasi dengan gaya permainan Italia yang taktis.
Masalah ini bukan hal baru bagi Milan. Sejak era pasca-Zlatan Ibrahimovic, klub ini belum benar-benar menemukan pengganti yang mampu menjadi target man sekaligus finisher tajam. Nama-nama seperti Olivier Giroud sempat menutupi kekurangan tersebut, tetapi kini dibutuhkan sosok baru yang bisa memimpin lini depan secara konsisten.
Capello meyakini bahwa tanpa kehadiran striker sejati, Milan akan kesulitan bersaing dengan tim seperti Inter Milan, Juventus, atau Napoli yang memiliki pemain depan tajam dan efisien. Allegri, menurutnya, perlu mendorong manajemen untuk kembali aktif di bursa transfer jika Milan ingin meningkatkan daya saing di papan atas.
Kesimpulan: Milan Butuh Sosok Penentu di Depan
Pendapat Fabio Capello mencerminkan kekhawatiran yang juga dirasakan banyak penggemar Milan. Tim ini memiliki kualitas di semua lini, tetapi belum punya penyerang yang bisa menjadi pembeda di momen krusial. Allegri perlu mencari solusi jangka pendek dengan memaksimalkan potensi Leao, Pulisic, dan Gimenez, sambil tetap menunggu peluang mendatangkan striker baru di jendela transfer berikutnya.
Jika Milan berhasil menemukan sosok yang tepat, bukan tidak mungkin mereka akan kembali menjadi kandidat kuat juara Serie A musim ini. Namun hingga saat itu tiba, kekurangan di lini depan akan terus menjadi batu sandungan dalam perjalanan mereka.
Baca juga: Ada Ancaman dari Bayern, Barcelona Langsung Ngebut Negosiasi Marc Guehi